Sharing is caring!

Advertisement

Kita baca cerita “Mari Menanam Seribu Pohon” bersama-sama yuk!

mari menanam seribu pohon

(Sumber: Photo by Nikoline Arns on Unsplash)

Mari Menanam Seribu Pohon

SD Nusa Bangsa punya gedung baru. Berhubung baru, lingkungan SD Nusa Bangsa masih gersang. Belum banyak tanaman yang tumbuh di lingkungan SD Nusa Bangsa.

Pagi ini dalam upacara bendera, Pak Hary, Kepala SD Nusa Bangsa mengajak warga SD menghijaukan lingkungan sekolah.

”Warga SD Nusa Bangsa, kita patut bersyukur karena akhirnya kita mempunyai gedung sekolah dan lingkungan sekolah baru. Gedung sekolah ini sangat layak kita gunakan. Lingkungan sekolah ini sangat mendukung proses pembelajaran. Namun sayang, lingkungan sekolah kita masih gersang. Belum ada tanaman peneduh dan tanaman hias yang dapat menjadikan sekolah ini asri. Siapa yang bertanggung jawab menghijaukannya?

Anak-anakku, ayo kita hijaukan lingkungan sekolah. Kita akan melakukannya minggu depan. Kita namakan kegiatan kita ”Mari Menanam Seribu Pohon”. Kita tidak hanya akan menanam tanaman di lingkungan sekolah. Kita juga akan menanam tanaman peneduh di jalan menuju sekolah kita. Bahkan, kita juga akan menghijaukan lahan kosong di bukit utara sekolah kita.

Sekolah sudah menyiapkan bibit tanaman peneduh. Ada bibit angsana, bungur, dan kiara payung untuk ditanam di lingkungan sekolah. Agar lingkungan sekolah semakin asri, silakan setiap kelas menanam tanaman hias di sekitar kelas. Untuk pohon peneduh sepanjang jalan telah disediakan bibit akasia dan mahoni. Selanjutnya, Bapak minta setiap siswa membawa satu bibit tanaman. Kita akan menanamnya di tanah kosong di bukit utara sekolah kita.”

Demikian Pak Hary mengajak warga sekolah mengadakan kegiatan penghijauan. Gayung bersambut. Ajakan Pak Hary pun ditanggapi positif oleh warga sekolah. Setelah upacara bendera, warga kelas V dipimpin Pak Darmawan, guru kelas V, mengadakan diskusi.

”Anak-anak, kalian sudah mendengar rencana sekolah kita mengadakan penghijauan. Nah, tugas kita selain ikut menanam tanaman dan membawa satu bibit tanaman, kita juga harus menghias lingkungan kelas kita. Bapak sarankan kalian menanam tanaman hias. Pak Darmawan pun menjelaskan macam-macam tanaman hias yang dapat mereka tanam.

”Pak Darmawan, boleh saya bertanya?” Uta memberanikan diri bertanya kepada Pak Darmawan.

”Silakan, Uta. Kamu mau bertanya apa?”

”Pak, mengapa kita juga akan menanami lahan kosong di bukit itu?”

Advertisement

”Kalian tentu masih ingat. Musim hujan lalu desa kita banjir. Kita semua harus mengungsi. Bahkan, karena banjir, sekolah kita jadi rusak. Lokasi sekolah kita itu memang rawan banjir. Makanya, kita pindah di tempat ini yang tidak rawan banjir. Tempat kita ini lebih tinggi daripada tempat kita sebelumnya dan jauh dari sungai.”

”Mengapa banjir terjadi, Pak?” sambung Etti.

”Karena sudah tidak ada lagi pohon-pohon besar yang menahan air hujan. Pohon-pohon di bukit itu sudah ditebangi. Bukit itu sudah gundul. Maka, air hujan pun tanpa dapat dicegah berubah menjadi banjir.”

”Jadi, itu Pak alasannya mengapa kita juga menanami lahan kosong itu ya,” kata Dina.

”Benar, Dina,” jawab Pak Darmawan.

”Tanaman apa saja yang bisa ditanam di lahan kosong itu, Pak?” tanya Ninik.

”Sebetulnya ada banyak tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman penghijauan. Akasia, matoa, angsana, bambu, bungur, cemara bundel, johar, kiara payung, kihujan, mahoni, palem putri, palem raja, dan pohon tanjung itu nama-nama tanaman untuk penghijauan.”

”Apakah semua tanaman itu akan ditanam di lahan kosong itu, Pak?” tanya Anang.

”Kita hanya akan menanam beberapa jenis tanaman saja. Tanaman lain yang ditanam adalah tanaman yang kalian bawa.”

”Apakah saya boleh membawa bibit tanaman buah, Pak?”

”Tentu saja boleh. Kalian boleh membawa tanaman buah atau tanaman lainnya. Yang penting tanaman itu dapat menghijaukan lahan kosong itu.”

Hari yang ditentukan pun tiba. Anak-anak datang di sekolah dengan membawa bibit tanaman. Ada yang membawa bibit tanaman buah, bunga, atau tanaman hias. Bahkan, ada juga anak-anak yang membawa tanaman dalam pot yang digantung.

Kegiatan pun segera dimulai. Hari pertama ini mereka akan menanam tanaman peneduh dan tanaman penghijauan di sekolah. Mereka juga menanam tanaman hias di sekitar kelasnya. Semua tampak riang dan gembira. Sesekali sambil bekerja mereka pun bercanda dengan riang. Lepas tengah hari pekerjaan mereka selesai. Mereka pun bersantap siang bersama. Setelah itu, mereka pulang ke rumah masing-masing.

Kegiatan anak-anak dilanjutkan pada hari kedua. Kali ini hanya siswa kelas IV, V, dan VI yang mengikuti kegiatan. Dengan berjalan kaki mereka menuju lahan kosong itu. Dengan riang hati para siswa berjalan beriringan menuju lahan kosong itu.

Sesampai di lahan kosong dengan dipimpin Pak Hary, anak-anak pun melakukan penghijauan. Mereka menanam tanaman yang disediakan sekolah. Mereka juga menanam tanaman yang mereka bawa. Tanaman itu ditata dengan rapi.

Menjelang tengah hari kegiatan mereka berakhir. Mereka kembali ke sekolah. Tanaman yang mereka tanam memang tidak dapat segera mereka nikmati. Namun, apa yang mereka tanam hari ini akan membawa manfaat besar bagi kelestarian lingkungan. Lingkungan menjadi hijau. Tanah kosong akan berubah menjadi lahan hijau. Kelak, tanaman-tanaman itu akan menjadi penahan air hujan agar tidak menjadi banjir. Itu semua berkat kegiatan yang dicanangkan SD Nusa Bangsa, ”Mari Menanam Seribu Pohon”.

BACA JUGA:

Advertisement

Sharing is caring!