Sharing is caring!

Advertisement

Tahukah kamu cerita rakyat dari Bali yang berjudul Asal Mula Bukit Catu? Jika belum, yuk simak cerita rakyat berikut ini.

Setelah itu, kita akan belajar mengenal tokoh utama dalam cerita Asal Mula Bukit Catu.

Asal Mula Bukit Catu

Di pedalaman Pulau Bali, terdapat sebuah desa yang subur. Di sana, tinggal sepasang suami istri. Mereka bekerja sebagai petani. Menjelang musim panen, Si suami berkata kepada istrinya.

“Jika nanti hasil panen kita melimpah, buatlah tumpeng nasi yang besar. Kemudian, undanglah tetangga untuk makan bersama.”

Istrinya pun setuju. Kedua suami istri itupun berharap panen mereka melimpah.

Tak lama kemudian, harapan mereka terkabul. Si Istri menyiapkan tumpeng nasi dan mengundang seluruh penduduk desa untuk makan bersama.

asal mula bukit catu

Menjelang musim panen berikutnya, Si suami berkata lagi kepada istrinya, “Semoga panen kita lebih banyak lagi, kalau bisa tiga kali lipat dari sebelumnya. Jika harapanku terkabul, buatkanlah tiga tumpeng nasi yang lebih besar dari sebelumnya.”

Dapatkan penawaran terbaik hari ini:

Tentang Anak : Tolong – buku cerita anak gambar boardbook boardRp90.000
HALO BALITA SERI KEMANDIRIAN : AKU DAN TUBUHKU (BOARDBOOK)Rp69.000 Rp57.000
Komik Cerita Rakyat IndonesiaRp35.000

Kemudian, Si Istri membuat tiga tumpeng dan mengundang seluruh penduduk desa untuk berpesta kembali.

Advertisement

Beberapa hari kemudian, Si suami pergi ke sawah. Dalam perjalanan, ia melihat seonggok tanah yang berbentuk seperti catu. Catu adalah alat penakar nasi yang terbuat dari tempurung kelapa.

cerita asal mula bukit catu

“Hmmm, aneh sekali. Sepertinya kemarin gundukan tanah ini tidak ada,” gumam Si suami.

Setelah pulang dari ladang, ia bercerita kepada istrinya. Kemudian, ia mengajukan usul kepada istrinya.

“Istriku, bagaimana kalau kita membuat beberapa catu nasi? Siapa tahu, kalau kita membuatnya, hasil panen kita akan semakin melimpah.”

Sejak saat itu, Si istri rajin membuat catu nasi. Setiap catu nasi yang dibuatnya, ia niatkan untuk menambah hasil panennya.

Namun, ada keanehan yang terjadi. Saat pergi ke sawah, onggokan tanah yang ia temukan sebelumnya semakin membesar. Rupanya, setiap Si istri membuat catu nasi, saat itu pula onggokan tanah membesar.

Sepasang suami istri itu pun tak menyadarinya. Bahkan, Si istri membuat catu nasi yang lebih besar setiap harinya. Lama-kelamaan, onggokan tanah itu berubah menjadi sebuah bukit. Setelah Si petani dan istrinya berhenti membuat catu nasi, onggokan tanah itu pun juga berhenti membesar. Sejak saat itu, onggokan tanah itu disebut dengan Bukit Catu.

Disadur dari: Dian. K, 100 Cerita Rakyat Nusantara, Jakarta, Bhuana Ilmu Populer, 2016.

BACA JUGA:

Tokoh-tokoh dalam cerita Asal Mula Bukit Catu

Tokoh merupakan pelaku dalam cerita. Mereka merupakan salah satu unsur pembangun cerita. Dalam sebuah cerita, setiap tokoh berfungsi sebagai pembawa pesan, amanat, moral atau sesuatu yang ingin disampaikan pengarang.

Dalam cerita di atas terdapat tiga tokoh, yaitu suami, istri, dan penduduk desa. Tokoh utama dalam cerita Asal Mula Bukit Catu adalah suami dan istri.

Penduduk desa di cerita tersebut merupakan tokoh tambahan karena hanya muncul beberapa kali dan hanya sebagai pemanis cerita saja.

Jumlah tokoh utama dalam sebuah cerita bisa berjumlah lebih dari satu selama tokoh-tokoh tersebut menjadi pusat dari cerita dan sering muncul, walau pun kadar keutamaannya tidak selalu sama.

Lalu, apa saja peran dari tokoh-tokoh di dalam cerita tersebut?

Tokoh suami, istri, dan penduduk desa memiliki peranan sebagai pengemban peristiwa sehingga mampu terjalin sebuah cerita. Selain itu, mereka juga berfungsi sebagai pembawa pesan, amanat, moral atau sesuatu yang ingin disampaikan pengarang.

Setiap cerita rakyat biasanya memiliki pesan atau amanat yang ingin disampaikan kepada pembaca. Pesan dari sebuah cerita bisa berbeda-beda, tergantung dari keinginan penulis cerita dan bagaimana para pembaca memaknainya.

Tahukah kamu amanat dari cerita berjudul Asal Mula Bukit Catu di atas?

Amanat dari cerita di atas adalah kita harus bersyukur atas segala sesuatu yang telah diberikan oleh Tuhan. Kita tidak boleh sombong dan memaksakan kehendak untuk mengikuti keinginan yang tidak dapat kita penuhi.

Menurutmu, adakah pesan lain yang tersimpan dalam cerita rakyat Asal Mula Bukit Catu di atas?

Advertisement

Sharing is caring!